Kamis, 21 Maret 2013

Alya dan Dimas (satu jam)

Seorang wanita bernama Alya sedang minum secangkir kopi disebuah kafe dan note. Saat membuka note tersebut ia membaca tulisan “sahabatku Dimas”. Tiba-tiba ia teringat dengan sahabatnya tersebut. Lalu dihalaman berikutnya ada foto sahabatnya tersebut dengan ekspesi konyolnya. Ia pun semakin mengingat sahabatnya tersebut. Setelah menutup note tersebut jatus sebuah foto ia bersama sahabatnya tersebut yang terselip di note tersebut.
Alya yang ketika itu sedang menikmati sore harinya di cafe lalu gundah – gulana memikirkan sahabatnya tersebut. Lalu ia membuka note tersebut “kali ini aku merasa bingung wahai sahabku, aku membutuhkan mu saat ini”. Lalu ia mengingat kembali kejadian-kejadian mereka tersebut.
kriiiiing” Sabtu, 16 Juni 2013 Dimas menerima pesan singkat dari Alya, “Mas kamu dimana aku lagi bete nih, main yuk sekarangkan hari  sabtu berarti aku gajian, kita ketaman yuk”. Dimas yang saat itu sedang mumet dalam dunia perkuliahan dan krisis ekonominya pun langsung menuju taman dimana mereka biasa bertemu.
Tepat jam 2 kurang 8 menit Dimas tiba di taman tersebut. Ia meminum air mineral yang dibawanya sambil menunggu Alya tiba. Sudah lima menit Dimas menunggu Alya pun belum kunjung datang. Dimas pun lalu mengirim pesan singkat kepada Alya “kamu dimana aku sudah sampai ditaman tempat kita ketemu biasa”.
Jam 2 lewat 5 menit Alya pun tiba di taman tersebut. Lalu ia pun meminta maaf “heiii sory yah nunggu, hehe macet nih” sambil menunjukan muka manjanya. Dimas pun menjawab dengan kata sindiran “dari aku lahir sampai sekarang jalan di kota-kota besar itu selalu macet, apalagi hari sabtu jam segini orang pulang kantor, masih ajah kamu macet jadi alasan” diakhiri dengan muka kesal. Demi mencari aman dari amarah sang sahabat Alya pun mengajak Dimas untuk berkeliling taman “ia bapak Presiden maafkan kesalahan saya, dari pada bapak marah-marah melulu nanti banyak penyakit menyerbu bapak loh, mending kita keliling yuk” sambil mengangkat tangannya seperti orang hormat saat Upacara bendera. Dimas pun menjawab “ia-ia, tapi itukan kata-kata aku kalo kamu lagi marah-marah,” sambil berjalan.
Lalu mereka berjalan dan membeli air minum. Saat asik bejalan sambil bercanda mereka melihat ada dua orang pemuda sedang berebut air minum.
Alya       : Eh mas liat deh mas , itu dua orang cowok lagi rebutan air minum
Dimas    : ia aku juga liat,emang kenapa ?
Alya       : ia itu loh udah gede juga cuma minum ajah berebut kaya anak kecil ajah!
Dimas    : ia aku juga tau al Cuma ya biarin ajah mereka sudah besar – sudah tau mana yang baik dan
                  Buruk.
Alya       : yee ko kamu jawabnya gitu serius banget kaya rapat Paripurna ajah
Dimas    : abis kamu kalo Cuma kaya gitu ajah sih gak aneh tapi coba ihat tuh kalo lagi macet pasti
                  Semua orang berebut paling duluan asal serobot ajah, padahalkan mereka udah pada
                  dewasa tapi masih rebutan,apa itu gak kaya anak kecil.
Alya       : ia pak Presiden siap (sambil hormat)

Dimas pun megajak Alya duduk karena merasa obrolannya semakin seru. “al duduk yuk pegel nih jalan mulu” menunjukan muka seriusnya. Alya pun bertanya soal apa yang mereka  perbincakan tadi “mas ko kamu jadi nyambuk ke macet segala sih aku gak nerti”. Dimas menjawabnya dengan nada serius “hmmm yaudah kamu inget gak waktu itu kita pekerja kantoran yang kesiangan dan tukang ojek yang sok paling bener itu berantem berebut jalan padahal mereka itukan udah pada tua tapi kaya anak kecil rebutan gang sempit”. Alya pun tertawa saat mendengarkan cerita tersebut seakan-akan diapun merasa paling dewasa dan tidak pernah berebut dan menuntut apa yang ia inginkan.
Alya melihat jam yang digunakannya sudah pukul dua lewat dua puluh menit, ia merasa kelaparan, meringis dan merbicara dengan nada kesakitan “mas, perut aku sakit, laper nih belum makan”. Dengan sigapnya Dimas pun mengelurakan makanan dari ranselnya. “hmmmmm kamu ini dari dulu sampe sekarang masih ajah gak berubah gak tau waktu buat makan emangnya kamu sibuk ngapain sih sampe kelaperan begini”.
Dimas pun membayangkan ketika Alya sedang asik pacaran lupa kepadanya namun saat ia kesusahan pasti datang kepadnya. Sambil mereung Dimas pun melihat Alya yang sedang lahap memakan makanan darinya.
Ketika itu Dimas mengirim psan singkat kepada Alya, “kamu dimana ? ko tumben gak ganguin aku”, Alya pun membalasnya “hee aku lagi sama ayang aku nih, maaf yah pak Presiden aku pacaran dulu”. Dimas pun merasa senang membaca pesan singkat dari Alya yang merurutnya Alya sedang bersenang senang bersama kekasihnya, namun rasa cemas pun datang apakah Alya bisa merasa nyaman, aman dan bahagia bersama kekasihnya tersebut.
                Saat rasa hawatir terhadap Alya itu menggangu Dimas, tiba-tiba Alya pun mengirimkan pesan singkat “mas sory ganggu kamu masih ada uang gak ? tolong transfer dong, kartu kredit pacar aku ketinggalan”. Dimas pun mengirim uang ke rekening Alya. Rasa khawatis semakin menghantui diri Dimas.
                Tidak lama kemudian Alya mengirim pesan singkat ke Dimas “mas jemput aku dong tadi pacar aku si Danu itu di tepon tantenya katanya mau ke Rumah Sakit. Dimas pun tidak buang-buang waktu langsung meluncur untuk menjemput Alya.
                Setelah di jemput Alya mengajak Dimas untuk berjalan-jalan sebentar. Sambil menikmati makanan ringan Alya pun mengucapkan terima kasih kepada Dimas karena sudah di repotkan oleh Alya.
                Ketika sedang teridiam melamunkan kejadian tersebut tiba-tiba Alya dengan suara lantanya mengagetkan Dimas, “woiiii bengong aja kamu, kenapa ? mau makan juga nih aku suapin”. Dimas dengan kagetnya menjawab, “ehmmmeh e enggak udah buat kamu ajah, aku udah makan ko” sambil mengelus perutnya.
                Dimas pun mulai membahas apayang ada dalam lamunan tentang kejadian tersebut. “eh al kamu inget gak, waktu kamu jalan sama mantan kamu si Danu itu”. Dengan histeris dan tertawa Alya pun menjawabnya “hah gila kamu itu gokil banget ko kamu masih inget sih, issshhh norak deh” di lanjutkan dengan wajah malu.
                Dimas pun memberi nasihat kepada Alya “makanya kalo cari pacar itu hati-hati harus cermat jangan asal ganteng doang, memang cinta itu soal perasaan yang tidak bisa di ingkari, tapi apa kamu mau ambil resiko”. Alya pun menyangkalnya “hmmm itu kan waktu itu sekarang aku kan punya kamu sahabat aku”. “aku kan Cuma sahabat kamu bukan pacar” Dimas menyambar. “ia tapi sekarang aku merasa nyaman dan gak butuh pacar lagi”. Dimas dengan herannya “loh ko gitu eh aku kasih tau yah kita ini sedang bicara soal perasaan bukan soal orang terdekat”. Alya merasa bahasa yang di lontarkan Dimas itu bernada kurang enak langsung menjawab dengan emosi “heh kamu ini kenapa sih ko tiba-tiba marah, aku kan gak salah apa-apa ?”. Dimas pun meminta maaf, “iaa sory aku kebawa suasana abis ngebayangin kelakuan si Danu itu”.ya sekarang kamu sudah tau kan rasanya disakiti, berarti kamu akan lebih tau rasanya dibahagiakan oleh orang lain, bukan Cuma itu kamu juga harus menghargai orang yang sudah membahagiakan kamu itu, nanti kalo dia udah gak ada, kamu nyesel loh” tegas Dimas kepada Alya.
                “eh mas aku mau curhat dong, kenapa yah ko aku merasa orang disekeliling aku, benda yang ada di sekeliling aku dan makhluk hidup yang bergerak kayanya membenci aku deh” curhat Alya. “loh ko tiba-tiba kamu merasa seperti itu, mungkin perasaan kamu ajah kali” sambar Dimas. Alya pun menceritakan kejadian apa yang menurutnya aneh “ia mas kayanya waktu, teman kerja, keluarga, cuaca dan lain-lain itu gak bersahabat sama aku, aku merasa sendiri mas, gak ada yang peduli sama aku”. “ bukan mereka yang memusuhi kamu tapi kamu sendiri yang gak pernah memperhatikan mereka, apa mereka memperhatikan dan berniat baik sama kamu dan pernah kamu sadarin. Mungkin kamu yang gak peka sama mereka” tegas Dimas. Alya dengan wajah herannya “oh gitu yah Mas berarti emang aku yang gak peka yah”. “ia mungkin itu masalah kamu karena “ Dimas dengan menghembuskan nafas. “Musuh terbesarku adalah Diriku dan Jawaban atas Masalah ku adalah diriku sendiri” tambah Dimas.
                BERSAMBUNG

Senin, 18 Maret 2013

Bandung Inikami Orcheska Live Perform at Lap. Tlajung Udik Bogor

Nonton bareng Liga Inggris Everton vs Menchester City di akhiri oleh dua band asal Bandung yakni Bandung Inikami Orkeska dan Kuburan Band. Bandung Inikami Orkeska band Ska ini membawakan beberapa lagu andalanya seperti Playboy dll.